Gaya Pasang Surut
Teori ini mengesankan adanya gaya gravitasi antara bumi dan bulan. Gaya pasang surut bulan di permukaan bumi adalah gaya perbedaan selisih gaya gravitasi di tempat itu dengan di pusat bumi dan gravitasi bulan dengan gaya partikel yang diletakkan di permukaan bumi. Terdapat berbagai jenis definisi tentang pasang surut, yang kesemuanya menjelaskan peristiwa naik dan turunnya suatu massa. Hal ini diawali dengan formasi bumi dengan bulan dikaji menggunakan kosmogoni.

Gaya gravitasi bulan terasa berbeda di A dan di C. Yang lebih kuat adalah di A, karena lebih dekat ke bulan.
FA=(G Mbulan.Mkelereng)/((d-Rbumi))
Keterangan :
FA : Gaya Gravitasi kelereng A
d : diameter bumi
G : Gaya gravitasi
Rumus gaya gravitasi :
FA=(G m1.m2)/d^2
Keterangan :
m1 : massa kelereng A
m2 : massa kelereng B
G : 6,67 x 〖〖10〗^-〗^11Nm2⁄〖kg〗^2
Gaya gravitasi Bulan pada kelereng :
(G Mbulan.Mkelereng)/d^2
Selisihnya yaitu FA-FC disebut gaya pasang surut FPSA
FPSA = FA-FC = GMbulan.Mkelereng (1/((d-〖Rbumi)〗^2 )-1/d^2 )
GMbulan.Mkelereng (1/(d^2 (1-Rbumi/d )^2 )-1/d^2 )
FPSA = (GMbulan.Mkelereng)/d^2 ((1-Rbumi/d )^2-1)
= (GMbulan.Mkelereng)/d^2 (C1+2-Rbumi/d )^ -1)
FPSA = (GMbulan.Mkelereng.Rbumi)/d^3
F〖PS〗_1B = (-2GM.mR)/d^3
FPS,D,E = ±GMmR/d^3
FPS = 2GMmR/d^3
Kosmogoni (Cosmogony) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta. Orbit planet hampir sebidang dan paralel pada equator matahari. Semua orbit planet yang ada di matahari memiliki arah putaran yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam, sementara hanya Planet Venus, Uranus dan Pluto yang berotasi searah dengan arah jarum jam.
Massa = 99,85% Momentum Sudut (L)
Massa Bumi = 0,15%
Proses pembentukan tata surya menurut teori pasang surut antara matahari dengan bumi. Keduanya memiliki kadar daya gravitasi yang berbeda. Massa matahari lebih besar daripada massa bumi. Namun ketika terjadi gaya pasang surut antara bumi dengan matahari, maka akan terbentuk momentum sudut. Besarnya massa tidak menjadi patokan utama besarnya momentum sudut. Yang paling berpengaruh adalah kecepatan rotasi dari benda tersebut. Jadi walaupun matahari memiliki massa yang besar, namun karena kecepatannya tidak lebih besar dibandingkan kecepatan bumi, maka momentum sudut matahari lebih kecil daripada bumi.
Pada umumnya, struktur planet sama seperti tata surya. Tata surya memiliki beberapa fitur yang sangat berbeda harus dijelaskan dengan kosmogoni serius
teori. Berikut merupakan penjelasan benda-benda angkasa :
orbit planet hampir coplanar dan juga paralel ekuator matahari;
Orbit hampir melingkar;
Orbit planet Matahari berlawanan, yang juga arah rotasi matahari;
Planet juga berputar di sekitar sumbu mereka, namun terkecuali untuk planet berbanding terbalik dengan palnet Venus, Uranus dan Pluto;
Jarak planet sekitar mematuhi empiris Titius-Bode hukum, i. e.
Jarak antara matahari dengan planet-planet dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hukum Bode :
rn = 0,4 + 0,3 x 2^r
rbumi = 0,4 + 0,3 x2
= 0,4 +0,6
= 1 AU
dimana sumbu semimajor yang dinyatakan dalam AU;
Planet memiliki 98% dari momentum sudut dari system tata surya tetapi hanya 0,15% dari massa total;
Planet terestrial dan raksasa menunjukkan fisik dan perbedaan kimia;
Struktur sistem satelit planet mirip miniatur sistem matahari.
Pasang Surut Bintang
Bintang 1 Bintang 2
Pasang surut bintang terjadi ketika bintang mendekati bintang besar (matahari) dalam jarak pendek, terjadi pasang surut pada matahari. Hal ini tergantung dari massa bintang tersebut. Ketika bintang 2 bermassa M mendekati bintang1, maka partikel-partikel di permukaan bintang 1 akan tertarik lebih kuat daripada partikel di pusat bintang . selisih gaya tarik gravitasi tersebut disebut gaya pasang surut.
Apabila gaya gravitasi bintang 1 terhadap partikel di permukaannya lebih kecil daripada gaya pasang surut tersebut, maka partikel di Bintang 1 (permukaan) akan terlempar yang akan membentuk planet. Hal yang mirip terjadi pada bintang 2.
Berapa jarak minimum agar partikel terlempar dari bintang?
R = ∛(〖16r〗^3M/m)
M = Massa B2
m = massa partikel yang tertarik
r = jari-jari B1